Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mulai menggunakan frase "jarak fisik (pyshical distancing)" daripada "jarak sosial (sosial distancing)" sebagai cara untuk mencegah penyebaran virus corona baru dari orang ke orang, suatu langkah yang disambut secara luas oleh para ahli sebagai langkah yang benar.
Karena coronavirus menyebar terutama melalui tetesan pernapasan, terutama ketika orang batuk atau bersin, menjaga jarak yang aman dianjurkan untuk mengurangi penularan.
WHO merekomendasikan jarak lebih dari satu meter dari orang terdekat, sementara beberapa pakar kesehatan menyarankan untuk menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain.
Istilah physical distancing mulai diterapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam penjarakan fisik antar masyarakat. Istilah virus corona dan cara menghadapinya dari WFH, karantina wilayah (lockdown), penjarakan fisik mulai mengisi keseharian.
Oleh para ahli, physical distancing sendiri diambil sebagai jalan yang tepat untuk menghindari penyebaran virus. langkah jarak jauh ini tidak diartikan secara sosial. Tidak perlu memutus hubungan dan komunikasi dengan kerabatnya.
Maria menjelaskan istilah fisik yang dipilih lantaran pihak WHO memandang bahwa orang-orang dapat terhubung melalui berbagai media, tetapi bukan secara fisik.
Virus penyebaran SARS-CoV-2 terjadi melalui tetesan batuk / bersin penderita COVID-19. Karena itu, jarak yang aman dikeluarkan untuk menghilangkan penularan.
WHO menghabiskan jarak lebih dari 1 meter dari orang lain. Sementara, beberapa pakar kesehatan melaporkan jarak 2 meter.
Berbagai penerapan jarak fisik dapat dilakukan dengan meningkatkan ruang fisik antara setiap orang.
Misalnya dengan tinggal di rumah, bekerja dari rumah jika diperlukan, mengundang tamu yang datang, menghindari pertemuan besar atau menggunakan transportasi umum.
Istilah social distance selama ini memang dianggap kurang tepat.
“Social distancing atau jarak sosial terdengar seperti orang-orang harus berhenti berkomunikasi satu sama lain. Sebaliknya, kita harus menjaga sebanyak mungkin komunitas yang dapat dijaga selama melakukan physical distancing atau jarak fisik,” Jeremy Freese, profesor Sosiologi di Universitas Stanford, AS.
“Sejak awal, saya berpikir bahwa ini adalah pilihan bahasa yang kurang tepat jika berbicara tentang 'jarak sosial' atau social distancing. Padahal, yang dimaksud sebenarnya adalah 'jarak fisik' atau phisical distancing, ”Profesor Psikologi Sosial dan Metodologi Penelitian di London School of Economics Martin W. Bauer.
jarak fisik diperlukan untuk menjaga kondisi fisik semua orang, dengan tetap menjaga juga kesehatan mental. Sementara, isolasi sosial tidak baik untuk kesehatan mental.
Komentar
Posting Komentar